PNC Kembangkan Teknologi Canggih untuk Bantu Nelayan Segara Anakan
- Posted by Humas PNC
- Categories Berita, Pengabdian Kepada Masyarakat
- Date 2 Oktober 2024
- Comments 0 comment
Cilacap – Politeknik Negeri Cilacap (PNC) bersama PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap menginisiasi sebuah inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membantu nelayan di kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kutawaru, Kabupaten Cilacap. Alat bernama Senopati (Sensor Pemilah Ikan dan Sampah Terintegrasi) tersebut dirancang untuk mempermudah nelayan dalam memilah hasil tangkapan ikan atau udang dari sampah laut.
Direktur Politeknik Negeri Cilacap, Riyadi Purwanto, mengungkapkan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. “Alat Senopati ini dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa PNC dengan tujuan mempermudah nelayan dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memilah hasil tangkapan mereka dari sampah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Riyadi menambahkan bahwa sebelum digunakan, alat ini terlebih dahulu dibuatkan database yang merekam jenis ikan dan udang yang akan dipilah. Dengan demikian, ketika sensor mendeteksi ikan, alat secara otomatis akan memilahnya dari sampah. “Kami akan terus meningkatkan kecerdasan alat ini dan mendampingi para nelayan dalam pengoperasiannya,” tambahnya.
Selain inovasi Senopati, PNC juga terlibat dalam pengembangan alat pendingin untuk rumah lebah madu klanceng yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Mangrove “Sida Asih” di Kutawaru. Alat pendingin ini dirancang untuk menjaga suhu sarang lebah agar tidak terlalu panas, yang dapat menyebabkan koloni lebah bubar dan menurunkan produktivitas. Alat tersebut menggunakan tenaga surya untuk menyemprotkan air dalam bentuk kabut yang diatur secara berkala agar kelembapan tetap terjaga.
Oto Prasadi, Dosen Pengendalian Pencemaran Lingkungan PNC, menjelaskan bahwa teknologi ini tidak hanya menjaga produktivitas lebah madu klanceng, tetapi juga memastikan rumah lebah terhindar dari serangan semut dan mencegah tawuran antar koloni. “Kami juga sedang mengembangkan alat ini agar bisa bekerja otomatis berdasarkan suhu udara di sekitar rumah lebah,” ujar Oto.
Kolaborasi antara Politeknik Negeri Cilacap dan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap ini mendapat sambutan positif dari masyarakat nelayan setempat. Suradi, tokoh nelayan dari Kelurahan Kutawaru, mengapresiasi bantuan teknologi yang diberikan karena sangat memudahkan pekerjaan mereka, terutama dalam memilah ikan dari sampah plastik dan memproduksi pakan ikan menggunakan alat berbahan bakar elpiji.
Kerja sama ini diharapkan dapat terus berlanjut, dengan Politeknik Negeri Cilacap berperan sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di Segara Anakan dan sekitarnya.
Menurut Riyadi, kolaborasi ini juga merupakan wujud tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Manajer Fuel Integrated Terminal Cilacap, Ahmad Delfhin Ananta, menambahkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Ekonomi Pesisir Segara Anakan Kutawaru Cilacap (Pepes Sega K-Cap), yang diinisiasi untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat setempat.
“Kami berharap, dengan adanya alat Senopati dan bantuan lainnya, nelayan bisa lebih fokus pada hasil tangkapan berkualitas tanpa harus direpotkan dengan proses memilah sampah secara manual,” ujar Delfhin.
Kerja sama antara Politeknik Negeri Cilacap dan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap ini menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung kemajuan teknologi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan di Segara Anakan. – (lntg)